Senin, 31 Desember 2007

METODOLOGI PENELITIAN

  1. PENGERTIAN PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

Dahulu, apabila kita mendengar kata “penelitian”,orang sering membayangkan suatu kesibukan di laboatorium yang dilakukan oleh para ahli (profesor).Dengan demikian maka penelitian adalah suatu kegiatan monopoli para ahli .Akan tetapi penelitian bukan hanya boleh dan dapat dilakukan bidang ilmu pengetahuan alam saja.tetapi dapat dilakukan di seluruh bidang ilmu dan oleh siapa saja yang mampu melaksanakan sesuai dengan persyaratan dan prosedur penelitian.

Penelitian atau riset merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “Research” yang berarti “mencari kembali”secara berulang.Dalam bidang ilmu pengetahuan, yang mencari kembali adalah “pengetahuan yang benar” sebagai usaha untuk menjawab keraguan dan ketidak tahuan. Dengan asumsi bahwa kebenaran yang dicari adalah kebenaran yang dapat diterima oeh akal (logika), maka tatacara mencari kebenaran tersebut harus menurut prosedur-prosedur dan hukum-hukum yang mengkaidahi bekerjanya akal (Soetanja, 198:2).

Dari pernyatan tersebut penelitian/riset adalah suatu proses untuk mencari kembali/menemukan kebenaran ilmu pengetahuan dengan menggunakan prosedur-prosedur dan hokum-hukum yang logis (Karti Soeharto,2000:1).

Zainal Aqib dalam buku Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi guru mengatakan bahwa “ Penelitian merupan suatu kegiatan mengkaji terhadap suatu permasalahan yang dilakukan berdasarkan metode ilmiah yang bertujuan memperoleh pengetahuan ilmiah dari hal yang dipermasalahkannya”.

Menurut Dr. Ali Maksum dalam buku Metodologi penelitian mengatakan bahwa “Penelitian adalah suatu upaya memecah masalah yang dilakukan dengan metode ilmiah”. Metode ilmiah adalah suatu prosedur yang sistimatis dan objektif yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang kemudian disebut ilmu.Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh panca indera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran.

Metode ilmiah dianggap cara pemecahan masalah yang paling dipercaya, karena metode ilmiah memiliki langkah-langkah yang sistematis, dapat di-cek ulang, dan dapat bersifat logika-empirikal.Demikianlah kelebihan metode ilmiah sebagai sebuah pendekatan dalam menyelesaikan masalah.

  1. SYARAT DAN PROSEDUR PENELITIAN

Menurut Suharsimi Arikunto ada tiga syarat penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu :

Ø Sitemastis : artinya dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang sederhana hingga yang paling kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.

Ø Berencana : artinya dilaksanakan dengan adanya unsure kesengajaan dan sebelumnya telah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya.

Ø Mengikuti konsep ilmiah : artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan.

John Dewey (dalam Karti Soeharto,2000: 3) memberi garis besar dari apa yang disebut berfikir ilmiah dalam 5 tahap, yaitu : (1) the need (merasakan adanya kebutuhan ), (2) the problem ( adanya masalah ) yang perlu dipecahkan, (3) the hypothesis (hipotesis), (4) collection of data as evidence ( pengumpulan data atau informasi), (5) concluding belief ( pengambilan suatu kesimpulan ).

Sutrisno Hadi (dalam Karti Soeharto,2000: 3), menyebutkan langkah-langkah esensial dalam suatu penelitian terdiri dari 6 tahap, yaitu : (1) menetapkan obyek atau pokok persoalan,(2) membatasi obyek atau pokok persoalan, (3) mengumpulkan data atau informasi, (4) mengolah data dan menarik kesimpulan, (5) merumuskan dan melaporkan hasilnya, (6) mengemukakan implikasi-implikasi penyelidikan.

Garry W. Moore (dalam Karti Soeharto,2000:3) Mengemukakan : Proses mencari kebenaran (menemukan, mengembangkan, menguji pengetahuan) memerlukan metode ilmiah melalui tahap- tahap berikut:

1) Recocnizing a problem

2) Define the problem in clear, specific language.

3) Develop hypothesis

4) Develop techniques or instruments to optain information related to the problem and hypothesis

5) Collect data or information

6) Analyze the data or information

7) Generalate conclusions bazed upon data related to the hypothesis.

Berbeda dengan Garry W. M., Donald Ary (dalam Karti Soeharto, 2000:3) menyebut tahapan penelitian dalam 5 tahap, yaitu :

1) Memilih masalah

2) Tahap analisis

3) Memilih strategi dan pengembangan instrument

4) Mengumpulkan dan menafsirkan data

5) Melaporkan hasil penelitian

Suharsimi Arikunto(1997:16) menyebut langkah- langkah penelitian sebagai berikut :

1. Memilih masalah

2. Studi pendahuluan

3. Merumuskan masalah

4. Merumuskan anggapan dasar

4a. Merumuskan Hipotesis

5. Memilih pendekatan

6. Menentukan variable dan sumber data

7. Menentukan dan menyusun instrument

8. Mengumpulkan data

9. Analisis data

10. Menarik Kesimpulan

11. Menulis laporan

  1. PARADIGMA PENELITIAN

Paradigma adalah suatu cara pandang, cara memahami, cara menginterprestasikan, suatu kerangka piker, set dasar keyakinan yang memberi arahan pada tindakan.

Dalam dunia pengetahuan dikenal dua paradigma besar, yaitu :

1. Paradigma positivitis

Paradigma positivitis adalah suatu paradigma yang menganggap bahwa ilmu didasarkan pada hukum-hukum dan prosedur-prosedur yang baku; ilmu dianggap bersifat deduktif,berjalan dari hal yang umum dan bersifat abstrak menuju yang konkit dan bersifat sepesifik; ilmu dianggap nomotetik, yaitu didasarkan pada hukum-hukum yang kausal yang universal dan melibatkan sejumlah variable.Paradigma positivitis pada akhirnya melahirkan pendekatan kuantitatif.

2. Paradigma interpretif

Paradigma interpretif adalah suatu paradigma yang menganggap bahwa ilmu bukanlah didasarkan pada hukum dan prosedur yang baku;, setiap gejala/peristiwa bias jadi memiliki makna yang berbeda; ilmu bersifat induktif, berjalan dari yang sepesifik menuju ke yang umum dan abstrak. Ilmu bersifat idiografis, artinya ilmu mengungkap realitas melalui symbol-simbol dalam bentuk deskriptif. Pendekatan interprestif pada akhirnya melahirkan pendekatan kualitatif.

  1. PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

a) Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan Kuantitatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara menggambarkan data dalam bentuk angka angka-angka yang sifatnya kuantitatif, sehingga dapat digunakan untuk meramalkan kondisi yang lebih luas yaitu populasi dan masa yang akan dating.(Zainal Aqib,2006:14)

Ada tiga ciri dasar dari pendekatan ini menurut buku Payung Penelitian Pendidikan Jasmani Dan Olahraga tahun 2006, yaitu : penempatan obyek secara acak (random assignment), adanya perlakuan (treatment), dan adanya ukuran hasil (out measures).

Secara garis besar penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif ada dua macam, yaitu : (1) penelitian eksperimen dan Penelitian non- eksperimen.

b) Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif adalah sebuah pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan memahami suatu fenomena secara mendalam dengan instrument utama. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum atau pola-pola yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia.Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada hasil.

Metode Pengumpulan data pada penelitian kualitatif ada dua pokok, yaitu : pengamatan dan wawancara. Tiga jenis tehnik pokok dalam mengadakan pengamatan (observasi ),yaitu :

Observasi Partisipan – observasi Non Partisipan

· Observasi Partisipan : suatu observasi dimana orang yang mengadakan observasi turut ambil bagian dalam perikehidupan observer.

· Observasi nonpartisipan : suatu observasi dimana orang yang mengadakan observasi tidak ikut ambil bagian dalam perihal observee.

Observasi sistemati – observasi non sistematik

· Observasi sistematik suatu observasi yang telah terencana dimana telah tersusun kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori.

· Observasi nonsistematik suatu observasi dimana belum tersusun kerangka yang memuat faktor-faktor yang akan dicari dalim tiap kategori.

Observasi eksperimen – observasi noneksperimen

· Observasi eksperimen merupakan observasi dimana observer mengamati kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa observer dalam lingkup natural yaitu kejadian peristiwa atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk mengontrol.eksperimen selalu dilakukan dengan maksut untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

· Observasi non-eksperimen merupakan observasi dimana observer mengamati

Menurut Canael dan Kahn(Kerlinger, 1990,h. 770) ada cara pembedaan tipe wawancara dalam tataran yang luas :

a. Wawan cara terstruktur/ baku

Pertanyaan-pertanyaan runtunanya dan rumusan kata-katnya sudah harga mati artinya artinya sudah ditetapkan dan tidak boleh diubah-ubah. Mungkin pewawancara masih punya kebebasan tertentu dalam mengajukan pertanyaan, tetapi itu relative kecil. Kebebasan pewawancara itu telah dinyatakan lebih dulu secara jelas. Wawancara standar menggunakan skedul wawancara yang telah dipersiapkan secara cermat untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah penelitian.

b. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstandar bersifat lebih luwes dan terbuka. Meskipun pertanyaan- pertanyaan yang diajukan di tentukan dengan maksut dan tujuan penelitian, dan muatanya, runtutan kata-katanya terserah pewawancara.biasanya tidak digunakan sekedul. Sinkatnya , wawancara tak standar atau wawancaratak terstruktur merupakan situasi terbuka yang kontrak dedngan wawacara standar atau stuktur yang tertutup. Ini tidaklah berarti bahwa wawancara yang standar adalah sesuatu yang gampang-gampang saja wawancara jenis ini haruslah direncanakan secara cermat sebagaimana halnya wawancara standar.

Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

No.

Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kualitatif

1

Kejelasan unsur : tujuan, pendekatan, subjek, sample, sumber data sudah mantap,dan rinci sejak awal.

Kejelasan unsure: subjek sample, sumber data tidak mantap dan rinci,masih fleksibel, timbul dan berkembang sambil jalan(emergent).

2.

Langkah penelitian : segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.

Langkah penelitian : baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.

3

Hipotesis : (jika memang perlu):

a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.

b. Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan---a priori

Hipotesis :

a. Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selam penelitian berlangsung --- tentative.

b. Hasil penelitian terbuka

4

Desain : dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.

Desain : desain penelitiannya adalah fleksibel dengan langkah-langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.

5

Pengumpulan data : kegiatan dalam pengumpulan data memunkinkan untuk diwakilkan

Pengumpulan data : kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti.

6

Analisis data : dilakukan sesudah semua data terkumpul.

Analisis data : dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.

  1. JENIS – JENIS PENELITIAN

1. Penelitian ditinjau dari tujuan

a. Penelitia histories (histories research) adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat rekontruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif.Penelitian ini dilakukan dengan dengan mengumpulkan, menguraikan, memverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh simpulan yang kuat.

b. Penelitian deskriprif (deskriptif research) bertujuan untuk memaparkan secara sistematif, faktualdan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Penulisan ini umumnya menggunakan pendekatan empirik-rasional, yaitu data dikumpulkan sesuai dengan tujuan dan secara rasional disusun simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari data yang terkumpul.

c. Penelitian perkembangan (development research) bertujuan untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sejalan dengan fungsi waktu.

d. Penelitian kasus dan lapangan (case study and field research) keduanya bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit social, indiviu, kelompok,dan lembaga masyarakat.Hasil penelitian ini bersifat terbatas yang sulit untuk menjadikan simpulan yang bersifat umum.

e. Penelitian korelasi(correlation research) digunakan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi suatu pada satua atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Hasil penelitian ini hanya mengidentifikasikan ada atau tidaknya hubungan yang tidak mesti menunjukkan hubungan sebab-akibat.

f. Penelitian sebab – akibat (casual-comparative research) untuk menyelidiki kemungkinan sebab-akibat yang didasarkan pada atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari factor-faktor yang mungkin menjadi penyebabmelalui pengumpulan data tertentu. Penelitian ini umumnya memakai rasional-empirik, yaitu digunakan logika rasional guna menyusun hipotesis yang akan diuji berdasarkan pada data yang terkumpul.

g. Penelitian Eksperimen sungguhan ( true- experiment research ) untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara menekankan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan kelompok control yang tidak dikenai perlakuan.

h. Penelitian eksperimen semu (quasi- experiment ) ditunjukkan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan untuk memanipuasi semua variable yang relevan.

i. Penelitian tindakan (raction research)bertujuan mengembangkan ketrampila-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung didunia kerja atau dunia aktual.

(Zainal Aqib,2004:48)

2. Penelitian ditinjau dari mode penelitian

a. Penelitian kuantitatif,yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menggambarkan data dalam bentuk angka-angka yang bersifat kuantitatif sehingga dapat digunakan untuk meramalkan kondisi yang lebih luas yaitu masa yang akan dating.

b. Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan secara cermat mendalam dan resmi sehingga dapat menghasilkan informasi yang menunjukkan kualitas sesuatu. Sebetulnya dua penelitian ini tidak terbelah dan ada sekat yang kuat diantaranya, tetapi hanya mennjukkan mayoritas data yang dikumpulkannya.Penelitian kualitatif memungkinkan untuk generalisasi untuk hasilnya, yang dihitung dengan analisis statistic.Hasil penelitian kualitatif hanya berlaku bagi wilayah yang diteliti itu

(Zainal Aqib, 2006:14)

3. Penelitian ditinjau dari keberadaan /tersedianya data/timbulnya variable/kegiatan

a. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui sebab akibat variable- variable. Cirri penelitian ini yaitu:ada perlakuan (treatment),kelompok kontrol, randomisasi, dan ukuran keberhasilan. Dalam penelitian ini seorang peneliti harus memastikan bahwa perubahan yang terjadi pad variable terikat benar-benar disebabkan oleh manipulasi variable bebas (validitas internal).Untuk memperoleh validitas internal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

· Kesamaan perlakuan (equalization of treatment).Subyek harus diberi perlakuan yang sama

· Learning, kelompok control belajar dari kelompok yang mendapat perlakuan.

· History, selam eksperimen dilakukan ada peristiwa yang mempengaruhi variable terikat.

· Maturation, selama perjalanan waktu terjadi proses kematangan yang mengganggu variasi variable terikat.

· Pretesting, bahwa pretes yang dilakukan sebelum eksperimen mempengaruhi hasil postes.

Selain validitas internal terdapat validitas eksternal yaitu sejauhmana kesimpulan penelitian dapat digeneralisasikan pada kelompok atau situasi yang lain. Demikian juga prinsip representativeness, yaitu keterwakilan subyek dalam kelompok.

b. Penelitian non-eksperimen sering juga disebut penelitian ex post facto (setelah fakta berlaku), artinya peneliti sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk memanipulasi variable atau memberikan perlakuan sebagaimana pada eksperimen.

4. Penelitian ditinjau dari lokasi

a. Penelitian laboratorium

b. Penelitian lapangan Penelitian / Penelitian kancah

5. Penelitian ditinjau dari waktu

a. Penelitian cross-sectional (pendekatan silang) penelitian dilakukan pada suatu saat tertentu secara bersamaan tidak menggunakan subyek yang sama, sehingga data dapat terkumpul dengan cepat dan tidak dikotori oleh perubahan waktu. Biasa dilakukan dengan pendekatan one-shot method ( menembak satu kali terhadap satu kasus)

b. Penelitian longitudinal (pendekatan bujur) dilakukan pada jangka waktu panjang dengan subjek yang sama .Kebaikan penelitian ini karena subyek sama maka factor interen individu tidak berpengaruh. Kelemahan penelitian ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Biasa dilakukan dengan longitudional method (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama)

c. Penelitian cross-sectional dan longitudional yaitu gabungan dari model a dan b untuk memperoleh data yang lengkap dan cepat. Penelitian dilakukan pada satu waktu pada kelompok yang berbeda.

(Suharsimi Arikunto,1997:7)

Tidak ada komentar: